Jumat, Juli 5, 2024
BerandaNewsEdukasiPengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Product untuk Bersaing di...

Pengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Product untuk Bersaing di Era Digital 

KLUNGKUNG, balipuspanews.com – Para pengerajin kain endek di Kabupaten Klungkung, Bali, didorong untuk mengembangkan Green Product (produk hijau atau ramah lingkungan) dalam rangka meningkatkan daya saing mereka di era digital. Dorongan ini disampaikan oleh Dr. Made Setini, S.Kom., M.M,., NPDM. Akademisi Universitas Warmadewa, dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema

“Pengembangan Kelompok Inovasi Kain Endek Dalam Mendorong Digitalisasi UMKM di Kabupaten Klungkung, Bali,” yang diselenggarakan oleh Universitas Warmadewa bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor di Klungkung, pada Selasa (2/7/2024).

Setini menjelaskan bahwa untuk mampu bersaing di era digital inovasi harus dilakukan terutama terkait dengan pengembangan produk dan pemasaran tetapi lebih awal adalah fokus ke produk, adanya mengembangkan produk hijau membuat para pengerajin kain endek dapat menarik minat konsumen yang semakin sadar akan kelestarian lingkungan.

“Konsumen zaman sekarang semakin peduli dengan lingkungan, dan mereka lebih memilih produk yang ramah lingkungan,” kata Setini.

Setini menambahkan bahwa pengembangan produk hijau juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk kain endek.

“Produk hijau memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk biasa,” jelasnya.

BACA :  Universitas Warmadewa Raih Akreditasi Unggul, Dua Prodi Mengikuti

Dikatakan pula bahwa adanya pengembangan produk tentu terlebih dahulu harus diawali dengan STP (Segmentasi, Targeting, dan Posisi Pasar) yang akan disasar. Segmentasi pasar millennial menjadi target utama dalam pemasaran karena generasi ini adalah generasi penerus untuk Kain Endek yang menjadi warisan Budaya.

Lanjut dikatakan oleh Setini adanya STP akan memudahkan dalam penggunaan digital yang dijadikan mediasi promosi, tetapi sebelum hal tersebut dilakukan tentunya yang menjadi dasar utama penciptaan produk yang berbeda atau produk yang Diferensiasi, salah satunya adalah produk hijau, dimana salah satu cara untuk mengembangkan produk hijau adalah dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan. Pewarna alami ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama.

Setini juga menyarankan para pengrajin kain endek untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti sutra dan katun organik. Bahan baku yang ramah lingkungan ini akan membuat produk kain endek lebih berkualitas dan lebih diminati oleh konsumen, ditambah lagi adanya adopsi digital, yaitu penggunaan media WhatsApp, IG, Facebook, dan E-commerce, adanya Inovasi produk hijau tentu akan mendorong penciptaan Brand Image, dengan segmentasi pasarnya adalah generasi millennial yang melek teknologi,”

BACA :  Stunting Bukan Sekedar Kurang Makan, Tapi Ini Penjelasan Ahli Gizi

Menurutnya, Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si yang juga merupakan akademisi Universitas Warmadewa menyampaikan green product bukan sebatas menggunakan bahan-bahan dari alam, namun yang lebih penting industri atau usaha yang dikelola mampu memanfaatkan atau mengolah limbahnya. Pengolahan limbah oleh industri akan menghasilkan produksi bersih, sehingga mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.

“Pengelolaan limbah menjadi kewajiban bagi industri, sebagai bagian dari pengelolaan limbah berbasis sumber, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali. Pengelolaan limbah oleh industri juga menjadi upaya dalam mengimplementasikan konsep zero waste,” tegas Muliarta.

Menurut Muliarta, apabila industri mampu mengimplementasikan green product maka akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Harga produk yang dihasilkan juga akan ditawar lebih tinggi karena memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis lainnya.

Sedangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. I Putu Santikayasa, M.Sc menjelaskan tantangan dalam dunia industry khususnya fashion saat ini adalah mampu berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi pemicu pemanasan global. Apalagi industry fashion berkontribusi terhadap emisi karbon global mencapai 8%.

BACA :  Masa Jabatan Perbekel, BPD, dan Tim Penggerak PKK Desa se-Kabupaten Klungkung Diperpanjang

“Secara tidak sadar kita bertanggung jawab terhadap dari apa yg terjadi, makanya saatnya menggunakan bahan alam untuk mengurangi emisi. Belum lagi untuk membuat satu potong pakaian membutuhkan 2.700 l. Jadi sangat jelas fashion memberikan dampak pada lingkungan,” papar Santikayasa.

Sementara Ketua Kelompok Pengerajin Kain Endek Tini Shop, Tini Purwanti berkomitmen untuk mengembangkan green product. Namun ia berharap adanya pendampingan, khususnya dalam pemasaran green product hingga ke konsumen.

“Kami berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan lokal dan melakukan pengelolaan limbah, namun kami sangat berharap bisa dibantu pemasaran produk dari pengerajin hingga ke konsumen bisa lebih optimal,” ungkap Tini Purwanti Pengerajin Kain Endek Klungkung Didorong Beralih ke Green Product untuk Bersaing di Era Digital

Rilis : Unwar
Editor : Oka Suryawan 

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -

Most Popular